Pages

Wednesday, June 26, 2013

Kuliner Singapore


Setelah bahas soal keluarga, sekarang mari bicara soal kuliner ala Singapore.

@Chicken Hot Plate


Rata-rata saya menghabiskan 5 SGD sekali makan di Asia Tenggara, makan di Singapore sudah termasuk 'mahal'. Tapi soal harga subjektif, karena saya mau ga mau membandingkan SGD dengan Rupiah, kalau buat bule mungkin murah.
Tapi, porsi makanan di Singapore termasuk 'jumbo' kadang makan seporsi udah kenyang. Dan kebersihannya emang patut diacungi jempol. Tidak usah takut soal kehigienisnya.


                                         Karena saya bepergian rame-rame jadi makan juga
lebih beragam. Pertama, bisa patungan (baca: kongsi)  bayarnya, jadi bisa nyoba makanan yang lebih mahal (pelit kalee). Kedua, menu yang dicoba lebih banyak karena masing-masing pesan menu berbeda trus semua nyobain makanan.                                                                                                              



Food Court favorit saya berada di depan Universal Studio Singapore. Namanya kalau ga salah, Malaysian Food Street. Makanan yang dijual di dalam khas Penang. Alasan saya menyukai tempat ini karena banyak menu mie. Mungkin karena saya seorang noodle junki, kalau bepergian harus nyari mie, entah mie goreng, mie rebus atau apapun itu harus berbau mie. Di tempat ini juga tersedia Wanton Mee (baca : Mie Pansit) yang pertama kali kucoba (foto kiri). Rasanya hampir mirip dengan mie pansit di Siantar. Tapi mienya lebih (paling) halus. Setelah makan, balik main ke Universal, sorenya nongkrong lagi di Malaysian Food Street, tentu saja saya nyoba mie lagi, lupa namanya tapi rasanya seperti mie rebus hanya pahitnya lebih terasa tapi kuhabiskan juga, trus nyoba es campur dan es kacang merah sebelum pulang.
Selain mie di atas, masih ada mie hokkian yang berwarna terong yang tidak sempat kucoba. Kemudian ada kangkung dan sotong yang direbus kemudian disiram saus yang sepertinya menarik namun tidak sempat kucoba juga.
Selain itu, ada makanan nasi ayam, sate ayam, martabak, yang tidak kucoba karena takut kecewa karena rasanya sama seperti di Siantar. Strategi ke-3, jangan coba menu indo hanya karena rindu atau pengen membandingkan rasa, karena di sana harga jauh lebih mahal, mending nyoba makanan unik yang tidak bisa anda dapatkan di rumah sendiri.

@Kiseki
Di Singapore, sejauh saya melihat didominasi oleh makanan Jepang, MOS Burger, Old Chang Kee, Yoshinoya, dll. Hanya saya tidak melihat Hoka-hoka Bento, ada ga ya??. Semuanya punya menu unik sendiri walau saya tidak mencoba semuanya.
Malam terakhir sebelum pulang, Ojie (sepupu) mentraktir kita makan di Kiseki, restoran makan-sepuasnya dengan menu Jepang-semua.Berada di lantai 10, kita dapat tempat duduk di samping kaca menghadap keluar. Viewnya?? gedung seberang lagi dibangun, jadi kita makan disuguhin pemandangan alat-alat berat.
Soal makanan, dari ujung ke ujung semua makanan Jepang ada, tinggal sikat. Sushi, ramen, dan lain-lain yang aku tidak tahu namanya.
Yang ingin kucoba adalah kerang, tiram yang masih 'hijau' alias segar yang hanya dikasih es batu biar fresh, bukan hanya satu jenis, namun adalah 3 atau 5 (sial, air liur menetes). Tidak kucoba karena besoknya mau naik pesawat takutnya saya bolak-balik toilet......
Dessert unik yang boleh anda coba itu ice cream rasa wasabi.
Kalau anda mau ke Kiseki, pesan dulu sebulan sebelumnya. Soalnya tempat ini belum buka, yang antri sudah banyak.

Waktu saya pergi, seorang itu makan di Kiseki 30 atau 31 SGD, sudah lupa.





Soal Snack, Singapore juga tidak kalah banyak, namun harga juga tinggi. yang paling murah itu mungkin ice creamnya uncle yang 'hanya' 1 SGD. Tapi ice cream uncle yang satu ini emang wajib dicoba. Apalagi kalau selesai shopping atau keliling Orchard, beli es krim kemudian duduk santai. Seru!!
Atau snack cumi di Old Chang Kee. Kalau foto sebelah kanan itu nyoba ice cream ala Hokkaido (Jepang lagi) yang saya lupa (lagi) nama tokonya. Ice cream di sini unik karena rasanya unik-unik tanpa gula. Lucunya saya memilih ice cream rasa Yuzu (kalau ga salah), keren kan namanya? Nanya kasirnya katanya buah. Buah, gpp deh, lagian sudah beli. Setelah itu duduk di tangga di seberang Clarke Quay. Kakak saya beli yang rasa Green Tea ditambah Coklat, Abang saya milih rasa Lychee. Dua-duanya ga pake gula juga uda manis. Cuman gw yang misterius. Setelah dicoba, ternyata rasa kekna (sebangsa jeruk), mungkin di Jepang kesemek kali. Pahiiiit!! Mau salahkan siapa toh sudah ditulis mereka menjual ice cream tanpa gula. Akhirnya kakak saya yang habiskan, LOL!



Selain kuliner di atas, masih banyak yang kucoba namun tidak kufoto (lupa atau malas???) seperti makan di Nam Nam, makanan khas Vietnam dimana saya parno karena ada menu Mouse Tail. Atau nyoba Takoyaki isi sotong yang super alot, mau kubuang dari mulut, ntar kena denda terpaksa langsung kutelan.
Kebanyakan rumah makanan di Singapore itu berada di dalam mall. Food Court yang juga di dalam mall juga punya makanan yang beragam. 
Makanan terakhir saya di Singapore itu Subway di Changi Airport yang antri juga alias banyak orang.

Walau saya sudah nyoba banyak makanan, namun banyak juga yang tidak sempat kucoba. Seperti Martabak Daging Rusa, atau nongkrong di Newton Hawker Park (waktu kesana masih terlalu pagi, banyak yang masih tutup). Belum sempat keliling China Town, cuma di satu restoran.
Buat pecinta kuliner sih saya rasa tidak akan kecewa dengan kuliner Singapore.











Sunday, June 23, 2013

Pic Flash : Meet my Singapore Family


10 hari sudah berlalu sejak euforia jalan-jalan ke Singapore. Akhirnya bisa upload foto-foto ke blog.
Tapi, karena ada ratusan akhirnya saya bagi-bagi dengan kategori. Dan kategori pertama, saya akan membahas keluarga saya di Singapore.
Jadi, saya berangkat ditemani tante dan anak-anaknya. Simon dan Jia2. Begitu pesawat mendarat dan semua urusan selesai. Ojie dan putrinya, Pei Xuan menunggu di depan, kemudian menuju rumahnya .
Hari Sabtu, kita semua menuju rumah keluarga Sutrisno, anak paman.
 Kemudian menuju China Town untuk makan siang.

Bagi yang tidak tahu, kita orang Chinese mempunyai kebiasaan mengunjungi saudara/sedarah/semarga kemanapun dimanapun. Bahkan nenek sudah berpesan sebelum saya berangkat untuk ingat mengunjungi si ini dan si itu. Atau kalau kita akan berangkat ke suatu tempat, orang tua biasanya akan mengatakan, "oh, di kota X ini ada saudara kita yang ini dan yang itu."








Walaupun tujuan ke Singapore untuk mengunjungi tempat wisatanya, namun 'bertemu saudara' tetap harus berada di top list.






Say Hello or Say Goodbye???
Thanks to Ojie dan keluarga yang menyediakan rumahnya sebagai tempat tidur selama di Singapore
Thanks to Sutrisno dan keluarga atas makan siangnya yang kenyaaang.
dan untuk Tante dan bro maupun sis yang udah menemani di Singapore.

Photo by : Simon Chandra n Eb.


Sunday, June 16, 2013

Last Day on Singapore

Pagi-pagi jam 6 uda berangkat ke Changi. Setelah seminggu menikmati arsiktektur dan wahana mengagumkan di Singapore, maka Changi Airport ada pertunjukan terakhir yang pasti tidak akan terlewatkan.
Changi Airport disebut-sebut sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Akhirnya aku tidak meragukannya. Tempatnya yang luas dan nyaman menjadi nilai plus.
Hanya satu yang tidak nyaman bagi saya, mulai saya masuk hingga di ruang tunggu dimana saya sudah melewati puluhan petugas, hanya 2 orang yang tersenyum dan ramah. Bandaranya di setiap bagian terasa VIP, tapi kalau setiap petugas seperti bagian imigrasi atau bagian pemeriksaan bisa ramah dan tersenyum kayaknya Changi lebih ok!
Lebih kurang jam 11 siang aku resmi berada di rumah sendiri, Indonesia. Akhirnya!
Pertanyaan terakhir buat saya, mau ke Singapore lagi?? Ehmmm, saya pikir2 lagi!

Wednesday, June 12, 2013

H6 di Singapore

Sudah ada 3 orang yg nanya kapan saya pulang?
Baiklah, secara resmi saya mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir di Singapore.
Sebelum pergi, saya pergi ke daerah shopping no.1 di Singapore, Orchard.
Keliling Mall dan akhirnya mencoba ice cream 1 dollar, Uncle Orchard. Tapi penjual ice creamnya ada yang perempuan jadi Aunty Orchard.
Dan jam 6 makan malam di Kiseki, Japanese Buffet yang penuh masakan Jepang. Mencoba snack Jepang di Old Chang Kee, makan Omellete Ramen. Bahkan pergi ke toko buku Jepang, Kinokuniya yang tidak sempat dijelajahi saking luasnya.
Jadi hari ini seperti "Finding Japan in Singapore".

Tuesday, June 11, 2013

H5 di Singapore

Siang hari, setelah makan siang, kami mengunjungi museum. Museum pertama yang dikunjungi (lupa namanya) dijaga oleh pak tua yang galak abis dan matanya melotot terus. Kami tahu tiket masuk itu biayanya 10 SGD, namun kita mencoba bertanya apakah ada program diskon.
Dan pak tua ini menjawab dengan Singlish yang cepat dan saya agak bingung. Karena bingung, saya mencoba mengambil brosur. Sesaat kemudian, mungkin karena si pak tua ini bosan atau marah dengan bahasa ENGLISH YANG JELAS, dia mengatakan kalau museum ini eksibisinya untuk anak-anak bukan untuk orang dewasa. Nyerah, kita pun keluar.
Berjalan menuju Singapore Art Museum, yang dijaga oleh ibu yang RAMAH sekali plus brosurnya yang lebih banyak. Tiket seharga 10SGD pun dikantongi, ditambah ada hadiah dan voucher diskon.
Setelah berjalan keliling museum yang diisi oleh karya seniman Singapore, kita berjalan ke museum yang dijaga pak tua tadi untuk mengklaim hadiah.
Anehnya, ternyata tiket yang dibeli di SAM juga berlaku di museum ini. Bahkan kita tidak perlu melewati penjaga pak tua tadi.

Monday, June 10, 2013

H4 di Singapore

Hari ini dikhususkan untuk menjelajahi Universal Studio Singapore. Tapi setelah mencoba wahana Transformer dan Mummy. Wahana Galactica Human tidak berani kucoba. Mummy sudah cukup buat saya.
Sisanya mencoba wahana "ringan" seperti  Shrek, dll. Tidak semua dicoba karena antrian yang mengular. Yang penting Mummy dan Transformer sudah dijajal. Wahana Human???? pikir-pikir dulu.

H3 di Singapore

1. Nex mall
Pertama kali lihat Singapore hujan di pagi hari.  Setelah reda kita menuju Nex mall dan menghabiskan siang hari di sini.
2. Marina Bay Sands, Art and Science Museum, Garden by The Bay
Setelah makan, kita menuju MBS melalui kompleks toko Marina Bay  yang diisi oleh toko-toko fashion high end. Walaupun tidak ke kasino dan atap MBS, cuci mata juga udah puas.Lol!
Art and Science Museum menjadi destinasi berikutnya, rancangan bangunnya jempolan. Dan sedang ada pameran Mummy, jadi kita masuk dengan 15 SGD untuk melihat Mummy yang berusia 3000 tahun.
Sorenya diisi dengan berkeliling taman Garden by The Bay. Dimana-mana adalah tumbuhan.
3. Singapore Book Fair
Setelah makan malam, kita menuju SBF. Buku- buku yang dijual kebanyakan adalah buku Mandarin. Setelah lihat-lihat, kita langsung pulang.

Hari ke-2 di Singapore

1. Family Time
Setelah beristirahat di hari 1, akhirnya hari ke-2 punya tenaga juga. Dimulai dengan mengunjungi saudara dan kemudian pergi makan bersama sampai dengan jam 1.30.
2. Funan Digitalife Mall
Jam 2 lebih sampai di Funan untuk belanja barang elektronik (lagi). Sebelum mulai, kita menukar uang SGD. FYI, di Funan semua barang tidak bisa ditawar a.k.a harga pas. Gadget disini boleh dibilang cukup lengkap. Jadi kita nongol cukup lama buat periksa satu per satu tokonya.
3.St. Andrew's Cathedral
Keluar dari Funan, melihat keramaian di seberang. St. Andrew's Cathedral sedang mengadakan bazaar. Ada makanan, souvenir, dan games. Aku lebih tertarik dengan katedralnya. Salah satu keunikannya adalah di samping setiap kursinya terdapat ukiran berupa nama-nama orang yang telah meninggal dunia untuk dikenang.
4.Raffles City, Suntec, Marina Square
Sorenya dihabiskan buat keliling mall dan makan malam.
5. Esplanade
Malamnya kita mengunjungi Esplanade, gedung pertunjukan atau theaternya Singapore. Desain gedungnya berbentuk seperti durian. Esplanade merupakan tujuan wisata, jadi dimana-mana ada orang yang berfoto-foto.
6. Clarke Quay
Tujuan terakhir adalah menuju Clark Quay. Dari Esplanade kita berjalan menuju Clarke Quay. Sedikit tersesat, namun akhirnya bisa sampai juga. Untuk menutup perjalanan ini, kita duduk di seberang Clarke Quay sambil membeli ice cream Azabu Sabo, es krim khas Hokkaido.

Friday, June 7, 2013

H1 in Singapore

Setelah 2 tahun tidak melakukan trip, akhirnya bulan lalu bikin rencana liburan. Dan hari ini berangkat juga. Tidak ada perjalanan yang mulus begiu juga dengan yang satu ini

Dimulai dengan delay yg hampir satu jam disambung dengan koper yang ketinggalan.
Beruntung itu semua terlalui.

Tujuan pertama adalah belanja barang elektronik dan di Singapore sedang ada pameran di Expo (setingkat) di atas Changi Airport.

Hari pertama terlalui juga. Finger Cross buat hari-hari esok.

Sunday, June 2, 2013

Selimut Debu

Judul : Selimut Debu
Pengarang : Agustinus Wibowo

Akhirnya buku pertama Agustinus Wibowo berhasil saya temukan. Sejak membaca buku kedua Agustinus, Garis Batas (yang saya beli dengan tidak sengaja) saya mulai hunting bukunya yang lain. Alasannya? Ga perlu alasan, buku-bukunya bagus dan worth it.
Buku ini berisi cerita perjalanan Agustinus ke Negara Afghanistan.  Mengelilingi kota-kota yang paling berbahaya, tanpa kawan, tanpa guide, hanya seorang diri. Tinggal di rumah penduduk dan ikut bergabung di tengah-tengah nafas Afghanistan.

Tapi, ini semua dia lakukan supaya bisa merasakan, dan mendengarkan cerita penduduk tentang kehidupan mereka.

Afghanistan dulunya merupakan salah satu pusat kebudayaan dan memiliki kejayaan yang akhirnya hancur karena perang dan membawa penduduknya ikut merasakan akibat peperangan tersebut sampai sekarang. Dan Agustinus tertarik akan ini semua?? dan akhirnya dia membawa kesana. Dua tahun menetap di Kabul.

Saya tidak akan mengulas satu persatu kota, karena terlalu banyak. Cari buku ini dan nikmati setiap cerita dari setiap kota Afghanistan.

Saya rasa kita seharusnya berterima kasih kepada Agustinus karena sudah berani memasuki Afghanistan, mengelilinginya dan menceritakannya kepada kita. Penulisan Travel Writer di Indonesia belum pernah bergerak sejauh dan semenarik ini. #Salute!!