Setelah bahas soal keluarga, sekarang mari bicara soal kuliner ala Singapore.
|
@Chicken Hot Plate |
Rata-rata saya menghabiskan 5 SGD sekali makan di Asia Tenggara, makan di Singapore sudah termasuk 'mahal'. Tapi soal harga subjektif, karena saya mau ga mau membandingkan SGD dengan Rupiah, kalau buat bule mungkin murah.
Tapi, porsi makanan di Singapore termasuk 'jumbo' kadang makan seporsi udah kenyang. Dan kebersihannya emang patut diacungi jempol. Tidak usah takut soal kehigienisnya.
Karena saya bepergian rame-rame jadi makan juga
lebih beragam. Pertama, bisa patungan (baca: kongsi) bayarnya, jadi bisa nyoba makanan yang lebih mahal (pelit kalee). Kedua, menu yang dicoba lebih banyak karena masing-masing pesan menu berbeda trus semua nyobain makanan.
Food Court favorit saya berada di depan Universal Studio Singapore. Namanya kalau ga salah, Malaysian Food Street. Makanan yang dijual di dalam khas Penang. Alasan saya menyukai tempat ini karena banyak menu mie. Mungkin karena saya seorang noodle junki, kalau bepergian harus nyari mie, entah mie goreng, mie rebus atau apapun itu harus berbau mie. Di tempat ini juga tersedia Wanton Mee (baca : Mie Pansit) yang pertama kali kucoba (foto kiri). Rasanya hampir mirip dengan mie pansit di Siantar. Tapi mienya lebih (paling) halus. Setelah makan, balik main ke Universal, sorenya nongkrong lagi di Malaysian Food Street, tentu saja saya nyoba mie lagi, lupa namanya tapi rasanya seperti mie rebus hanya pahitnya lebih terasa tapi kuhabiskan juga, trus nyoba es campur dan es kacang merah sebelum pulang.
Selain mie di atas, masih ada mie hokkian yang berwarna terong yang tidak sempat kucoba. Kemudian ada kangkung dan sotong yang direbus kemudian disiram saus yang sepertinya menarik namun tidak sempat kucoba juga.
Selain itu, ada makanan nasi ayam, sate ayam, martabak, yang tidak kucoba karena takut kecewa karena rasanya sama seperti di Siantar. Strategi ke-3, jangan coba menu indo hanya karena rindu atau pengen membandingkan rasa, karena di sana harga jauh lebih mahal, mending nyoba makanan unik yang tidak bisa anda dapatkan di rumah sendiri.
|
@Kiseki
Di Singapore, sejauh saya melihat didominasi oleh makanan Jepang, MOS Burger, Old Chang Kee, Yoshinoya, dll. Hanya saya tidak melihat Hoka-hoka Bento, ada ga ya??. Semuanya punya menu unik sendiri walau saya tidak mencoba semuanya. Malam terakhir sebelum pulang, Ojie (sepupu) mentraktir kita makan di Kiseki, restoran makan-sepuasnya dengan menu Jepang-semua.Berada di lantai 10, kita dapat tempat duduk di samping kaca menghadap keluar. Viewnya?? gedung seberang lagi dibangun, jadi kita makan disuguhin pemandangan alat-alat berat. Soal makanan, dari ujung ke ujung semua makanan Jepang ada, tinggal sikat. Sushi, ramen, dan lain-lain yang aku tidak tahu namanya. Yang ingin kucoba adalah kerang, tiram yang masih 'hijau' alias segar yang hanya dikasih es batu biar fresh, bukan hanya satu jenis, namun adalah 3 atau 5 (sial, air liur menetes). Tidak kucoba karena besoknya mau naik pesawat takutnya saya bolak-balik toilet...... Dessert unik yang boleh anda coba itu ice cream rasa wasabi. Kalau anda mau ke Kiseki, pesan dulu sebulan sebelumnya. Soalnya tempat ini belum buka, yang antri sudah banyak.
Waktu saya pergi, seorang itu makan di Kiseki 30 atau 31 SGD, sudah lupa.
Soal Snack, Singapore juga tidak kalah banyak, namun harga juga tinggi. yang paling murah itu mungkin ice creamnya uncle yang 'hanya' 1 SGD. Tapi ice cream uncle yang satu ini emang wajib dicoba. Apalagi kalau selesai shopping atau keliling Orchard, beli es krim kemudian duduk santai. Seru!!
Atau snack cumi di Old Chang Kee. Kalau foto sebelah kanan itu nyoba ice cream ala Hokkaido (Jepang lagi) yang saya lupa (lagi) nama tokonya. Ice cream di sini unik karena rasanya unik-unik tanpa gula. Lucunya saya memilih ice cream rasa Yuzu (kalau ga salah), keren kan namanya? Nanya kasirnya katanya buah. Buah, gpp deh, lagian sudah beli. Setelah itu duduk di tangga di seberang Clarke Quay. Kakak saya beli yang rasa Green Tea ditambah Coklat, Abang saya milih rasa Lychee. Dua-duanya ga pake gula juga uda manis. Cuman gw yang misterius. Setelah dicoba, ternyata rasa kekna (sebangsa jeruk), mungkin di Jepang kesemek kali. Pahiiiit!! Mau salahkan siapa toh sudah ditulis mereka menjual ice cream tanpa gula. Akhirnya kakak saya yang habiskan, LOL!
Selain kuliner di atas, masih banyak yang kucoba namun tidak kufoto (lupa atau malas???) seperti makan di Nam Nam, makanan khas Vietnam dimana saya parno karena ada menu Mouse Tail. Atau nyoba Takoyaki isi sotong yang super alot, mau kubuang dari mulut, ntar kena denda terpaksa langsung kutelan.
Kebanyakan rumah makanan di Singapore itu berada di dalam mall. Food Court yang juga di dalam mall juga punya makanan yang beragam.
Makanan terakhir saya di Singapore itu Subway di Changi Airport yang antri juga alias banyak orang.
Walau saya sudah nyoba banyak makanan, namun banyak juga yang tidak sempat kucoba. Seperti Martabak Daging Rusa, atau nongkrong di Newton Hawker Park (waktu kesana masih terlalu pagi, banyak yang masih tutup). Belum sempat keliling China Town, cuma di satu restoran.
Buat pecinta kuliner sih saya rasa tidak akan kecewa dengan kuliner Singapore.
|