Pages

Tuesday, June 3, 2014

Escape to Karimunjawa (I)

Perjalanan ke Karimunjawa dimulai dari pagi hari di Semarang. Setelah makan pagi kita berenam menyewa mobil menuju pelabuhan di kota Jepara. Karena jalanan lagi diperbaiki target 2 jam akhirnya molor menjadi 3 jam. Sesampainya di pelabuhan kita menunggu kapal datang lagi. Sambil menunggu kita nyari kantin duduk sambil makan mie instant sebagai makan siang.
Selfie sebelum naik kapal

Lebih kurang jam 2 kapal akhirnya datang. Memasuki kapal, di dermaga kita menyempatkan diri berselfie dengan tongsis. Mukanya masih ceria dengan senyum lebar. Kemudian kita memasuki kapal dan saya mendapatkan tempat duduk dekat jendela. Wah, asyik nih pikirku, nunggu kira-kira setengah jam kapal akhirnya berangkat. Beberapa menit ke depan masih bercanda-bercanda sama kawan. Bahkan beberapa kawan sempat ke lantai atas kapal, tapi tidak sampai lima menit sudah turun kembali karena kapal yang bergoyang cukup kencang ke kanan dan kiri. Setengah jam kemudian saya akhirnya meminta obat anti mabuk, denger lagu, dan mata tertutup. Dari jendela kapal bahkan terciprat air laut. Belum lagi nengok penumpang lain sudah ambil posisi dekat toilet. Belum lagi, karena dekat ac hembusannya terasa kencang di perut. Seakan belum cukup, pihak kapal memutar film di depan. Gimana kepala ga mau pusing, perut ga mau kembung??

Satu jam berlalu, kapal belum juga mendarat. Perut sudah ditutup dengan tas, di dalam otak terus terngiang kalimat "jangan muntah,jangan muntah", di dalam tas sudah ada tas kresek. Bau minyak kayu putih sudah tercium dari belakang.

Akhirnya, mesin kapal dihentikan setelah 2 jam. Rasanya lega, soalnya bau mie instan makan siang tadi sudah tercium, mungkin sudah naik ke tenggorokan. Kalau kapal berjalan lebih lama, sudah bisa dipastikan keluar (baca:muntah).

Begitu keluar kapal angin sore berhembus dan cuaca cukup bersahabat. Terlihat muka-muka pucat penumpang lain. Untung saja kita naik kapal ekspress 2 jam, bayangkan naik kapal lambat 5 jam???
Naik kapal 'sedang' ke Wisma Apung

Sesampainya disana kita dijemput pihak tour dengan mobil untuk kemudian dibawa ke dermaga yang lebih kecil. Yang bawa mobil juga tidak kalah kencang dengan naik kapal. Belok kiri tajam, belok kanan tajam, ngerem mendadak. Untung bukan dua jam.

Letak Wisma Apung 
Dari dermaga kita naik kapal ukuran sedang, body dari kayu tapi bermesin. Dengan kapal tersebut, kita menuju Wisma Apung, 'hotel' tempat kita menginap. Sekita 15 menit kita sampai. Sesuai namanya, 'hotel' ini terapung di tengah laut. Semuanya terbuat dari kayu, penopang bangunan, lantai dan dinding, kamar semua dari bahan kayu.
Salah satu sudut kamar

Di bawah terdengar aliran air laut yang memukul-mukul kayu. Itu masih pemanasan, kemudian kita mengecek kamar. Kamarnya kecil dialasi karpet hijau. Karpetnya untuk menyerap air laut dari bawah. Di atas karpet ada kasur untuk dua orang diletakkan tanpa penopang jadi bahasa kasarnya 'tidur di lantai'. Tapi buat aku tidak masalah. Di dinding tergantung cermin dengan bingkai yang ukirannya rumit, bingkainya lebih besar dari cerminnya. Di atasnya tergantung kipas angin kecil. Di samping cermin ada saklar lampu dan colokan dua buah ditambah accesoris cok sambung yang tidak berfungsi lagi.

Nah, bintangnya adalah kamar mandinya. Di belakang kamar ada pintu menuju kamar mandi, di dalamnya ada jendela terbuka langsung tanpa apa-apa yang menghadap kelaut. Di langit-langit ada tali untuk menjemur baju. Lantainya terbuat dari kayu yang tersusun jarang, jadi antara satu kayu dengan kayu lain ada lobang. Di tengah adalah jamban ditahan dengan papan, lobang jamban langsung terhubung ke bawah laut. Wow, silahkan dibayangkan sendiri. Kalau lagi pasang, air laut akan muncrat ke atas, terus kadang-kadang ada kepiting kecil yang merayap ke atas.
Katanya di bawah ada ikan pemakan kotoran, tapi saya tidak pernah perhatikan ikannya makan kotoran.

Listrik berasal dari genset yang hanya hidup dari jam 6 sore sampai jam 4 pagi.

Petualangan di Karimunjawa telah dimulai, Lol!!!

bersambung....

No comments:

Post a Comment