Hari ini rencananya hanya mengunjungi Candi Prambanan setelah itu mengunjungi Keraton. Belajar dari pengalaman semalam, hari ini bangun lebih pagi. Langsung breakfast, dan naik Trans Jogja. Perjalanan tidaklah lama. Begitu sampai di terminal, saya berjalan kaki ke Taman Wisata Prambanan. Jalan kaki sebenarnya jauh, tapi karena masih pagi dan cuaca cukup bersahabat jadi saya memilih berjalan kaki.
Kondisi dan suasana Prambanan hampir mirip dengan Borobudur. Hanya di sini lebih sedikit turisnya, mungkin karena masih pagi. Kebanyakan anak-anak sekolah. Sesampainya di depan candi, ga tahu kenapa cuman kagum dan sedikit merinding melihat Candi-candinya. Mungkin kalau Borobudur sudah sering dilihat lewat layar kaca sedangkan Candi Prambanan hampir tidak pernah.
Candi Prambanan |
Untuk memasuki Candi Prambanan kita diharuskan memakai kain batik yang untuk memakainya saja ada tata caranya. Di Prambanan juga, Gunung Merapi terlihat lebih dekat. Kali ini kamera sudah ready, jadi ga usah takut lowbat lagi. Ada dua candi yang lagi direnovasi, dan lantainya juga penuh abu. Mungkin abu vulkanik Merapi. Dari Prambanan, saya melihat di jauh ada bangunan yang terbuat dari batu hitam mengkilap. Selesai dari Prambanan, rencananya mau kesana tapi makin jalan kok makin sepi, atau aku yang salah jalur jadi tidak jadi pergi.
Berjalan menuju pintu keluar, ada penangkaran rusa. Kita bisa membeli seikat sayur untuk diberikan ke rusa-tersebut. Kemudian terdapat Museum Prambanan yang memiliki koleksi foto penemuan Prambanan. Lebih dekat ke pintu keluar, berjajar penjual souvenir yang benar-benar banyak dan panjang. Tempat penjualan souvenir ini memang sudah diatur, sehingga kita mau tidak mau harus melewatinya juga. Yang bikin lega adalah tidak adanya penjual yang agresif dan memaksa kita untuk beli.
Mie Pontianak |
Jam 4 saya memutuskan naik becak ke Kraton. Pertama nanya mas becak katanya masih buka trus saya minta diantar. Anehnya saya diantar hampir mendekati Kraton dan diturunkan katanya tinggal nyebrang sudah sampai. Oke saya jalan, begitu sampai di lapangan parkir, ada tukang becak lain datang bilang kalau sudah tutup. Wah, politik juga itu mas becaknya. Akhirnya saya nyari becak untuk mengantar saya ke Pasar Beringharjo dan lagi-lagi terjadi percakapan dengan mas becaknya:
EB : "Mas, antar ke Beringharjo (nama pasar di Malioboro)!"
Mas becak : "Mau beli batik mas, saya antar ke pabriknya aja langsung. Dekat kok."
EB : "Ga usah mas, udah sore capek."
Jalanan Malioboro |
EB : "Beringharjo saja mas. Udah capek."
Mas becak : "Kalau ke...(belum selesai ngomong)."
EB : "Tidaaaaaaaak. Malioborooooo."
Pada akhirnya saya nyerah juga, untuk ke Beringharjo mas becaknya bawa saya putar jalan. Sisa hari saya hanya berjalan menyusuri jalanan Malioboro. Beli bakmi jawa lagi, kali ini saya tidak minta ditambahin kecap manis, rasanya enak. Kemudian kembali ke hotel dan menyiapkan ransel untuk pulang keesokan harinya.
No comments:
Post a Comment